Iklan Billboard 970x250

Ghibah Salah Satu Penyebab Merebaknya Zina

Ghibah Salah Satu Penyebab Merebaknya Zina

Ghibah dan zina,  apa hubungannya ya? ^-^
“Barangsiapa yang menutupi malu saudaranya (muslim,) Tuhan akan menutupi aibnya pada hari kiamat. Dan barangsiapa membuka aibnya saudara muslim, maka Tuhan pasti membuka aibnya, sehingga Tuhan akan mempermalukan (sampai) di rumahnya (sendiri) sebab aibnya.” (Ibnu Majah, dari Ibnu Abbas)
“Barangsiapa mencela saudaranya (muslim) atas dosanya (yang ia sudah bertaubat), maka ia tidak akan mati sebelum sebelum ia sendiri melaksanakan (dosa tersebut).” (Tirmidzi)
Atas hal ini, saya mengingat-ngingat banyak sekali kejadian dan menghubungkan satu sama lain. 
Ada seorang ibu tante yang klepek klepek ketika mengetahui keponakannya yang digosipkan kumpul kebo, tak lama pun ternyata anaknya pun telah menjalin korelasi (bebas) dengan seorang kekasih.
Ada pula seorang ibu yang protes, sebab taklim diisi oleh seorang ustadz—yang konon, katanya ustadz itu hasil di luar nikah. Beberapa tahun kemudian, setelah anak-anaknya dewasa, ternyata anak-anaknya pun mengalami kasus yang tak jauh beda.
Lalu ada juga kejadian lagi yang cukup mengerikan. Ketika itu, saya gres melahirkan anak yang kedua. Banyak ibu-ibu yang datang ke rumah, dan kebetulan waktu itu ada gosip hangat, dan tak ketinggalan pula si ibu Fulanah, ”bla bla bla.” begitulah ceritanya.
Aku yang mendengar jadi ketakutan. Kebetulan adiknya si ibu ini, sahabat akrabku. Aku sangat khawatir hukuman alam (baca-musibah) ini menimpa temanku, yang waktu itu masih belum menikah. Siang malam saya mendo’akannya biar petaka iu tidak menimpanya. Selang beberapa bulan terdengarlah sebuah berita. Alhamdulillah Tuhan mengabulkan do’aku, namun menyerupai kata orang bau tanah dahulu, “hukum hukuman alam tetap berlaku.” ternyata petaka ini menimpa saudaranya yang lain, yang sudah menikah. Sungguh tak terpikirkan sedikitpun olehku. Kupikir waktu itu yang berzina itu yang status bujang aja. ^-^ Seharusnya, saya mendoakan semuanya selamat dari fitnah zina. Untuk siapapun.
Di mata masyarakat, hamil di luar nikah yaitu sesuatu yang sangat aib. Namun sayang, sangat sedikit yang mengambil ibrah, atau lebih berhati-hati biar kejadian itu tidak menimpanya dan keluarganya.
Berita hamil di luar nikah, sebuah gosip laris manis, tanpa sadar mereka telah melecehkan saudaranya, padahal bergotong-royong mereka sendiri tak tau nasib mereka ke depannya.
Hamil di luar nikah memang sangatlah aib, tapi bukan berarti kita bebas menggunjingnya, atau menghinanya. Kita sendiri tak tau kedudukan kita di mata Tuhan dan nasib kita ke depan, dan juga nasib mereka ke depan .
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan yaitu (panggilan) yang buruk sesudah kepercayaan dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Hujurat : 11)
Boleh jadi orang pernah melaksanakan perzinahan itu bertaubat dan berusaha menjadi seorang muslim yang baik, dan kita yang menggunjing, tanpa sadar telah melaksanakan dosa.
“Sesungguhnya Tuhan suka mendapatkan taubat seorang hambanya, melebihi dari kesenangan seseorang yang menemukan kembali dengan tiba-tiba, unta yang telah hilang dari padanya di tengah hutan.” (Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik)
Setiap orang bisa berbuat kesalahan, tapi bukan hak kita untuk menghina atau menghukum mereka.
Merebaknya perzinahan, seharusnya kita pun melaksanakan introspeksi diri. Sejauh manakah sudah perjuangan kita untuk mencegahnya? Sudahlah kita berusaha mengarahkan mereka kepada kebaikan? Atau adakah sedikit risau saja dan  mendo’akan biar mereka diberi hidayah?
“Tidaklah seseorang berada di suatu kaum, dan ia berbuat maksiat di tengah mereka, orang-orang itu bisa untuk mencegahnya, melainkan Tuhan Subhanahu wata’ala akan menimpakan kepada mereka bencana sebelum mereka mati.” (Ibnu Majah, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban)
“Barang siapa melihat suatu kemunkaran dilakukan di hadapannya, maka cegahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka cegahlah dengan lidahnya. Jika tidak mampu, maka cegahlah dengan hatinya, dan ini yaitu selemah-lemah iman.” (Muslim, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An-Nasa’i dari Abu Said Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)
“Do’a seorang muslim untuk kawannya yang sedang tidak (hadir) bersamanya, akan dikabulkan (oleh Allah).” (HR. Muslim, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Dan juga berusahalah biar petaka (perzinahan) itu tidak menimpa kita dan keluarga kita. Tutup rapat semua pintu biar penyakit itu tidak masuk ke keluarga kita, jangan biarkan ada celah sedikitpun, sebab suatu perkara yang ringan, jika dibiarkan bisa membawa dilema besar.
“Dan janganlah kau mendekati zina, sesungguhnya zina itu yaitu suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS.Al-Isra:32)
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang materi bakarnya yaitu insan dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Tuhan terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Tuhan dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Tuhan tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia, sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS.At-Tahrim: 6 dan 8)

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post