Iklan Billboard 970x250

MENGAPLIKASIKAN ATURAN HIJAB DI RUMAH

MENGAPLIKASIKAN ATURAN HIJAB DI RUMAH

Kita semua paham, kita harus berhijab bila tamu ada laki-laki yang bukan mahram. Dan tentu tidak duduk perkara berhijab dari tamu laki-laki yang bukan mahram alasannya yaitu biasanya tamu bertandang tidaklah lama, lalu bagaimana bila kondisinya memaksakan kita tinggal seatap dari bukan yang mahram? Di kawasan kita tinggal masih ada ipar, sepupu, anak buah kerja atau siapa pun yang bukan mahram kita.

Berhijab di rumah sendiri, full day, Tentu itu sangat sulit sekali.

Maka salah satu solusinya yaitu dengan menciptakan adanya hijab di rumah.

Harap dicermati, hijab di rumah bukan berhijab di rumah.
Baca juga : Siapa Mahram Kita? 

Hijab rumah artinya membatasi antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.
Beberapa tips untuk menciptakan aplikasi hijab di rumah.
1.      Memberikan satu ruang khusus.
Misalnya mereka yang masih menampung adik. Berikan satu ruang khusus untuknya, sehingga meminimalisir pertemuan antara adik dengan suami kita. Usahakan, di ruangan itu ada kamar mandi, dispenser/wadah air minum, bahkan dapur bila memungkinkan.  
Apakah ini pengekangan? Tidak. Bukankah laki-laki tidak seharian di rumah? Saat laki-laki bekerja di luar rumah, maka adik perempuan pun mampu bebas di rumah.
2.      Memasang dinding di rumah.
Lihat gambar di bawah ini


Ada dinding di antara ruang tamu dan ruang pribadi. Kita mampu menyingkapnya bila tidak ada laki-laki yang bukan mahram.
Dan kita hanya menutupnya bila ada laki-laki yang bukan mahram. Lihat gambar di bawah ini.


Solusinya sangat mudah bukan? Memasang dinding ini juga cocok untuk luas rumahnya yang terbatas, menyerupai pada gambar-gambar ini.


Jadi tidak ada alasan untuk menghindari pencampurbauran antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Memasang dinding di rumah juga merupakan amalan sunnah.
“ …..Apabila kau meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” ( Al- Ahzab: 53)
Ayat ini menggambarkan bahwa adanya tabir/hijab di rumah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Jadi memasang dinding sangat perlu adanya di rumah, baik ada tidaknya laki-laki yang bukan mahram di rumah kita. Selain untuk amalkan sunnah juga untuk menghindari khalwat dalam rumah kita. 

Jangan sampai, saat ada tamu gres kita gelabakan. Jangan hingga kisah di bawah ini juga terjadi pada kita.

Seorang suami (sebut saja Fulan) bercerita kepada istirnya (sebut saja Fulanah), “seorang anak berteriak. ‘Abi, jangan masuk! Ada mama.’”
Fulanah bingung. Lo kenapa abinya di larang masuk? Mama bukankah istri abinya? Akhirnya Fulanah mengira; abi anak itu lagi bawa tamu laki-laki. Sedangkan kondisi ibunya belum siap bertemu dengan laki-laki yang bukan mahram.
Ternyata dugaan Fulanah salah. Ternyata di rumah itu ada bibinya atau saudari perempuan istri (ipar suami) yang di panggil mama oleh si anak (sedangkan untuk ibunya, beliau manggil ummi). Dan kondisi si mama belum memungkinkan untuk bertemu laki-laki yang bukan mahram. Itulah kenapa si abi dilarang dulu masuk.
Lalu Fulanah berkata, “Padahal mereka punya ajun rumah tangga perempuan di rumah, lalu bagaimana bila si abi lagi di rumah?”
“Kadang-kadang si abi keluar ruangan.. Heheh.. Tuan rumah terusir oleh pembantu. Padahal sudah saya ingatkan, semoga memasang hijab di rumah,” tukas Fulan mengakhiri pembicaraan

**gambar yaitu dokumen pribadi. Di ambil dari Rumah Sakit Islam Banjarmasin.


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post