Hijab dan Keindahan

Semua insan suka keindahan, termasuk memakai pakaian yang indah. Bahkan agama pun menyuruh memakai pakaian yang indah, yang mencerminkan jati diri seorang muslim yang suka bersih dan keindahan.

Semua suka keindahan, namun ukuran standar keindahan itu relatif. Setiap insan mempunyai sudut pandang dan kultur yang berbeda. Sehingga kita tak mampu memaksakan diri kepada menurut pandangan orang lain, dan kita tak mampu mencapai akad orang banyak, apa yang menurut kita itu indah.

Di Indonesia dengan kebayanya, di India dengan sarinya, di Jepang dengan kimononya. Terlalu sulit, jikalau kita orang Indonesia memaksakan diri dalam kesehariannya memakai sari atau pun kimono, begitu juga sebaliknya.

Selain itu, ‘keindahan’ dari masa kemasa selalu mengalami perubahan. Sulit bagiku mengingat perederan mode pakaian. Jaman remajaku dulu, gaya dengan kaos dilengkapi dengan rok panjang. Rambut terurai panjang. Belum habis masa berilmu balig cukup akal sudah terjadi perubahan. Beda lagi dengan mode berilmu balig cukup akal sekarang.

Tak lepas dari pula, phenomena hijab pun masih berkaitan bersahabat dengan namanya ‘keindahan’

Kita sebagai seorang muslimah yang menyukai keindahan maka nilai ‘keindahan’ itu harus kita sandarkan pada agama. Jauhilah jikalau menurut kita itu ‘indah’ namun menurut agama itu jelek dan membawa mudharat. Sebaliknya pakailah ‘indah’ menurut agama, walaupun selera kita masih belum mampu menyukainya. Dengan keistiqamahan, insya Allah, Tuhan akan sisipkan ‘keindahan’ itu di hati kita, sampai kita pun menyukainya.

Ada beberapa hal yang harus kita perhatikan dalam memakai hijab dan ‘keindahan’ dalam diri kita

1. Tidak bertabarruj

2. Tidak terlalu tipis dan transfaran.

3. Warna tidak cerah mencolok. Di sunnahkan memakai yang warna gelap.

4. Tidak diberi wangi-wangian

5. Tidak mirip pakaian orang kafir

6. Tidak mirip pakaian laki-laki.

7. Tidak mengundang perhatian pria

8. Tidak merupakan pakaian syuhrah. Syuhrah ialah pakaian yang menarik perhatin orang banyak, di anggap aneh,atau mengundang tawa. Tentunya yang di ambil pun dari sudut pandang orang yang beriman dan paham agama. Di Indonesia masih sangat jarang wanita memakai purdah. Sehingga sangat ajaib di mata masyarakat banyak, namun ‘keanehan’ itu hanyalah dipandang oleh orang yang belum paham betul duduk perkara hijab. Sehingga pandangan mirip tidak mampu di perturutkan.

So.. Keindahan yang seindah-indahnya hanyalah kepada yang halal yaitu suami. Keindahan untuk suami diimbangi dengan niat yang lapang dada akan mendatangkan keredhaan Tuhan Azza wajalla, tentunya pula akan melenggangkan kasih sayang dalam rumah tangga. In sya Allah

Keindahan yang kebablasan dikala keluar rumah akan mendatangkan mudharat, bahkan mampu mendatangkan laknat Allah, Rasul-Nya dan juga para malaikat, walaupun tidak ada niatan untuk pamer atau untuk menarik hati laki-laki lain.

Tundukkan selera itu hanya kepada tuntunan Allah, Insya Tuhan akan senangkan hati kita dan orang lain kepada kita.