Iklan Billboard 970x250

Kemenangan Seorang Istri

Kemenangan Seorang Istri




بِسْÙ…ِ اللهِ الرَّØ­ْÙ…ٰÙ†ِ الرَّØ­ِÙŠْÙ…ِ

suatu hal yang lumrah bila suami-istri mempunyai pendapat, pandangan, atau kemauan yang berbeda. Jika sama-sama jalan sih ngga papa. Yang bermasalah kadang harus menuntut satu keputusan. Istrikah atau suamikah?
Kalau sama-sama keras, besar kemungkinan akan pecah atau bahkan bisa jadi meledak sampai hancur lebur. Sama-sama mengalah, maka balasannya tak ada keputusan yang dibuat. Suami yang bijak mengalah? Ini pun kadang bukan keputusan yang terbaik, tak sedikit yang hancur dikarenakan seorang pemimpin terlalu lemah atau tak bisa menentukan sikap. Istri mengalah? Khawatirnya rahasia egonya merasa tertawan. bahkan mungkin merasa harus mengubur mimpi, kreatifitas, atau eksistentinya. Memang menyakitkan!
Maka jalan satu-satunya yaitu musyawarah. Saling mengemukakan pendapatan, saling menimbang-nimbang pendapat satu sama lain.
Namun ada kalanya sang suami ngotot sebab pendapatnya memang benar, sedangkan istri bersikukuh sebab juga merupakan atas pertimbangan yang matang. Sementara keadaan tetap menuntut satu keputusan.
Kalau menurut diri langsung sih, bila pendapat suami memang benar (sesuai nalar dan agama) walaupun pendapat kita tidak salah – istrilah yang harus mentaati suami. Apa? Haruskah istri yang selalu mengalah? Apakah agama menuntut ketaatan menyerupai ini, sampai harus menguburkan mimpi, menghilangkan segalanya demi suami? #segitunya…. ^-^
Tidak! Istri tidak menyerah dan juga didiskriminasikan. Justru di sinilah letak kemenangan seorang istri. Kemenangan atas kemampuan menaklukan egonya sendiri, demi anugerah yang Tuhan berikan kepadanya. Kemampuan menaklukkan asa demi sebuah keseimbangan biduk rumah tangga. Kemampuan menyimpan mimpi, demi kebahagiaan bersama. Kemampuan menaklukkan perasaan demi iman, demi redha Robbul Izzati.
Inilah yang dimaksud arti sebuah kemenangan. Apalah artinya kita mempertahan keinginan, mimpi maupun asa, kalau hari-hari harus bertengkar dengan suami. Kalaupun dengan kesabarannya, ia bisa berdiam, namun rahasia kita telah menyemaikan rasa tidak suka di hatinya.
Tubuh, rasa, mimpi, asa boleh hancur demi sebuah ketaatan, tapi kita tidak boleh kehilangan ridha Ar-Rahman Ar-Rahim. Apapun yang dilakukan demi ridha Tuhan akan berimbang pada kebahagiaan yang lain. Tidak akan ada pengorbanan yang sia-sia. Apalagi bila demi ridha Pemilik sang Cinta.
Pengorbanan yang kita lakukan demi suami pun, tidak akan hilang begitu saja di hatinya. Dengan pengorbanan itu, akan melahirkan sejuta penghargaan dan bibit cinta di hatinya. Yang mana, setiap ketika bibit itu bisa tumbuh dan berkembang, bila terus disiram dan dipupuk dengan kesabaran dan kebaktian. In sha Allah. 
Allahu a’lam.


Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post