Iklan Billboard 970x250

Keutamaan Surah Al-Falaq

Keutamaan Surah Al-Falaq



Bismillâħir-rohmânir-rohîm. Qul a’ûdzu birobbil-falaq. Min-syarri mâ kholaq. Wa min-syarri   ghâ-siqin idzâ waqob. Wa min  syarrin-naffâ-tsâ-tifil  ‘uqad. Wa min-syarri hâsidin idzâ hasad

Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki."

Ibnu Abbas dan Abdurrahman Al-Habba menafsirkan, “Al-falaq ialah sebuah penjara di neraka. Pernyataan ini diperkuat oleh sebuah hadits,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya ihwal al-falaq, waktu itu Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Al-falaq ialah sebuah jurang yang berada di sebuah dasar neraka.”  [1]

Jika memang demikian, alfalaq ialah sebuah jurang neraka, ini mengandung arti “bahwa kita harus berlindung kepada Allah, dari jurang neraka”, agar Tuhan menjauhkan kita dari sifat-sifat yang menjerumuskan kita kedalam jurang neraka. Hanyalah  Tuhan dengan rahmat-Nya yang mengampuni kesalahan-kesalahan kita.

Said bin jubair berpendapat bahwa alfalaq ialah waktu subuh. Pendapat ini berpegang pada surah Al-An’am : 96
“Dia menyingsingkan pagi dan mengakibatkan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan.  Itulah  ketentuan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui.”

Waktu subuh ialah ketika perpisahan di antara gelap malam dan mulai terbit fajar hari akan siang. Saat itu ialah hari yang baru, yang tengah kita hadapi. Dimulai waktu subuh Tuhan memberi modal waktu sehari semalam 24 jam. Kita berlindung kepada Tuhan dari  keburukan-keburukan pada hari itu, sehingga waktu yang sedikit ini – kita tidak terjebak dalam banyak sekali keburukan. Bisa  juga  bermakna  pada  waktu subuh banyak bencana-bencana ditimpakan.
Kaum tsamud Tuhan hancurkan pada waktu subuh.

“Maka mereka dibinasakan oleh bunyi keras yang mengguntur di waktu pagi.”[2]
Dan kaum Luth pun mengalami hal yang serupa. Mereka dibinasakan Tuhan Subhaanahu wata’ala juga pada waktu subuh.

 “Sesungguhnya Dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena Sesungguhnya ketika jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; Bukankah subuh itu sudah dekat.” (Q.s. Hud: 81)

Al-falaq ada juga diartikan dengan peralihan. Peralihan dari malam ke siang.  Peralihan  dari  tanah  yang  kering karena kemarau. Lalu turun hujan, maka hiduplah kembali tumbuh-tumbuhan. Itu artinya kita harus berlindung kepada Tuhan dari kemungkinan-kemungkinan ancaman yang tersimpan dari pergantian siang dan malam, maupun peralihan musim.

“Dari kejahatan makhluk-Nya,” semua makhluk, Tuhan yang ciptakan. Baik itu matahari, langit, awan, begitu juga segala apa yang ada di bumi, dan di lautan. Semuanya ialah ciptaan Tuhan dan kita hanyalah satu makhluk kecil yang terselat di dalamnya. Dan segala apa yang ada di sekeliling kita, bisa saja membahayakan kita. Bahkan bisa datang dari dalam diri kita.
Berlindung dari kejahatan-kejatahan datang diri sendiri, baik itu berupa kelalaian, kecorobohan, atau kejahatan-kejahatan  oleh  perdaya nafsu.  Berlindung  fintah keluarga, apakah itu berupa cinta  melalaikan, hasutan  mereka kepada kejahatan, apa pun itu dampak keburukan yang diakibatkan  oleh keluarga.

Berlindung dari keburukan orang lain, pandangan jelek dari dengki, fitnah, kecurian atau kezaliman lainnya.  Berlindung dari keburukan-keburukan  yang diakibatkan oleh alam. Misalnya: hujan memberi manfaat, namun hujan juga bisa menyebabkan banjir. Api memberi manfaat, namun tak jarang api juga malah aben harta, diri dan keluarga. Dan  berlindung-berlindung  dari  keburukan  lainnya  yang tak bisa kita uraikan di sini.

“Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita”  Pada malam hari lah gentayangan banyak sekali macam keburukan. Binatang-binatang malam; ular berbisa, kalajengking, lipan. Bencana di malam hari, gempa, kebakaran.  Tidur sangat lelap karena hujan, tenyata mendatangkan banjir.  Pada ketika kita enak-enaknya tidur, siapa yang menjaga kita?  Hanyalah Tuhan subhanahu wata’ala.

Bagi orang yang Tuhan karuniakan kemanisan iman. Malam ialah anugerah.  Lepas  dari bermacam segala kesibukan-kesibukan  duniawi.  Gelap dan heningnya malam, kita  bisa mengoptimalkan istirahat dan mengakibatkan ibadah jadi lebih khusyu.  Namun sebaliknya, bagi hamba-hamba yang terjauh dari Allah  Subhaanahu wata’ala malam lebih berpotensi kepada kejahatan. Malamlah perampokan dan pencurian  sering  terjadi.  Perzinahan,  dan  perbagai pesta huru hara lainnya.  Dan malam itu, kita tidak tahu bahaya-bahaya apa saja yang telah mengintai kita.



“Kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,”  berlindung dari segala kejahatan-kejahatan tukang sihir. Kejahatan  tidak hanya datang secara langsung, tapi kejahatan bisa juga datang dari kejauhan. Mereka bisa mengirim sihir, dari kejauhan dan  hanya dengan hembusan.  Sebenarnya  sihir tidaklah memberi manfaat dan mudharat. Sihir tidaklah mempan kepada orang yang mempunyai kekuatan jiwa. Namun jikalau Allah  berkehendak menguji keimanan seseorang, maka sihir itu bukanlah mustahil  menimpa  kita  juga,  apalah lagi  kita yang mempunyai  jiwa  lemah bahkan bisa membawa kematian.

“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki." Sakit hati orang yang dengki bila melihat nikmat Tuhan dianugerahkan kepada seseorang,  padahal ia sendiri tidak dirugikan oleh dukungan Tuhan itu. Orang dengki selalu menderita. Baik ia dalam keramaian maupun  dalam kesunyian. Sifat dengki bisa saja, mengajak orang tersebut bertindak  merugikan. Mudah saja ia membuat makar. Untuk menghancurkan, ia bisa saja menuduh mencuri padahal tidak mencuri atau dengan tuduhan lainnya. Bisa juga berbuat zalim menyerupai mengambil, menghilangkan nikmat dari seseorang  atau  malah  dengan  membunuh.  Bisa juga dengan jalan  pintas yaitu  menyewa seorang dukun. Dan  orang yang dengki tidak akan puas sebelum berbuat makar kepada orang yang didengki. Syaitan dengki  kepada  Adam. Ia terus berbuat hingga Adam juga terusir dari surga. Qabil terhadap Habil, sampai-sampai ia melaksanakan pembunuhan. Semua itu adalah  dari penyakit dengki.   Sebab  itulah kita disuruh  berlindung dari kejahatan yang disebabkan dengki.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pernah memberi nasehat kepada salah seorang sahabat, “Wahai Uqbah bin ‘Amir! Kamu tidak akan bisa membaca satu surat yang lebih disukai Tuhan dan lebih diterima di sisi-Nya dari pada membaca Qul a’udzu birabbil falaq (surat Al-falaq). Jika kau bisa untuk selalu membacanya dalam shalat lakukanlah!” [3]





[1]  Mengakrabi Al-Qur’an
[2] Q.s. Al-Hijr : 83
[3]  H.r. Ibnu Hibban – Munthakhob Ahadits
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post