Iklan Billboard 970x250

Transfer Dosa

Transfer Dosa




Menjadi materi gunjingan memang menyakitkan. Terlebih lagi, jikalau kita berprasangka baik pada mereka, ternyata mereka menggunjing kita di belakang kita.  Ibarat taman digoncang prahara. Hancur berantakan.

Kendati demikian, janganlah karam dalam emosi dan kekecewaan. Postif thinking dan introspeksi diri. Kenapa kita jadi materi gunjingan? Tidak ada asap tanpa api. Setiap akhir pasti ada sebab. Kita jadi materi gunjingan, mungkin dikarenakan kita telah melaksanakan suatu kesalahan atau mereka anggap itu kesalahan.

Jadi lakukanlah muhasabah diri, apakah yang kita lakukan itu memang salah? Jika memang itu kesalahan, kenapa kita tidak mau mengakuinya? Diakui, perlu jiwa besar untuk mengakui sebuah kesalahan, tapi dengan menutup diri dan menyalahkan orang lain, merupakan kekerdilan jiwa dan bukan solusi yang tepat, bahkan mampu jadi memperpanjang masalah. Dan kita, semakin terperangkap dalam emosi dan kebutaan hati.
Jika memang yang kita lakukan yaitu benar dan menurut agama juga benar, setidaknya berusahalah untuk menghindari konflik atau meminimalisir anggapan buruk dari orang lain terhadap kita. 

Ada kalanya kesalahan yang terlanjur dilakukan tanpa disengaja, dan kita pun menyesalinya, namun menurut pribadi, membisu yaitu lebih baik dalam menyikapi gunjingan orang-orang. 
“Alhamdulillah, ngurangin dosa, dapat transfer pahala.” Kalimat ini sering terlontar dari verbal orang yang jadi korban gunjingan. Entah apa yang dirasa di balik kalimat itu. Kalimat itu, mampu berupa penghibur diri bahwa mereka yang menggunjing akan rugi, atau mampu berupa bahaya dari hati yang sakit. 

Memang ada sebuah hadits yang menjelaskan:
“Bahwa Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam pernah bertanya kepada para sahabat: “Tahukah kalian, siapakah orang yang melarat itu?” Para teman menjawab; ‘Menurut kami, orang yang melarat di antara kami yaitu orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.’ Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wasallam bersabda: ‘Sesungguhnya umatku yang melarat yaitu orang yang pada hari final zaman datang dengan shalat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, dan makan harta orang lain serta membunuh dan menyakiti orang lain. Setelah itu, pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka sampai pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, sampai kesudahannya ia dilemparkan ke neraka.” (Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah, Shahîh Muslim, juz VIII, hal. 18, hadits no. 6744; dan Hadits Riwayat at-Tirmidzi dari Abu Hurairah, Sunan at-Tirmidzi, juz IX, hal. 270, hadits no. 2063)*

Memang hadits di atas menjelaskan bahwa dosa-dosa orang yang dizalimi akan diberikan kepada orang yang menzalimi. Tapi, jikalau memang apa yang dikatakan itu benar, tidakkah seharusnya kita berterima kasih pada mereka? Karena telah mengingatkan kesalahan kita? Kecuali, jikalau memang gunjingan itu yaitu fitnah.
So, menyerupai apa pun yang kita rasa, jangan karam diri dalam emosi dan dendam. Bukalah jendela hati untuk mendapatkan kalau memang itu sebuah kesalahan dengan barometer agama dan pandangan masyarakat. 

Dan tahanlah hati, semoga tidak mendoakan mereka yang menggunjing dengan doa yang buruk atau berbahagia karena dosa kita telah ditransfer kepada mereka. Maafkan mereka, dan doakan kebaikan untuk mereka. 
Digosipin memang bikin baper, tapi kita berhak memantaskan diri untuk menjadi langsung yang cerdas, ikhlas, bijaksana dan berjiwa besar. Hati yang terluka, memang sulit dihapus atau mungkin tidak akan terhapus, tetapi kita berhak bahagia dengan berlapang dada.








*http://muhsinhar.staff.umy.ac.id/orang-yang-beruntung-dan-rugi/

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post