Iklan Billboard 970x250

Pentingnya Memohon Hidayah Islam

Pentingnya Memohon Hidayah Islam




اهدنا الصراط المستقيم


Tunjukilah kami jalan yan lurus.” (QS. Al-Fatihah : 6)

Kata اهدنا berasal dari kata هدى yang artinya petunjuk. Wahbah Zuhaili dalam tafsir Al-Munir mengatakan ﻫﺩﻯ sebagai jalan yang memberikan kepada kebenaran. Dengan adanya petunjuk (hidayah). Perilaku kita akan sesuai yang dikehendaki Allah. Ada lima macam bentuk hidayah yang Yang Mahakuasa berikan kepada kepada makhluk-Nya, yaitu hidayah yang diberikan kepada insan dan itu sudah menjadi episode dari fitrahnya, misalnya bayi yang menangis ketika lapar atau pada dikala ditinggal orang tuanya
.
Hidayah yang Yang Mahakuasa berikan kepada insan maupun hewan melalui panca indra. Hidayah yang kedua ini merupakan penyempurnaan dari yang pertama. Bayi merasa dilindungi jikalau dipeluk dan dicium. Hewan menggunakan panca inderanya untuk berburu atau merawat anaknya. Hewan-hewan tersebut menggunakan insting, bukan akal. Dalam hal-hal tertentu mereka lebih peka dari pada manusia. Karena itu episode kedua ini lebih banyak diberikan kepada binatang dari pada manusia.
Hidayah yang diberikan lewat akal. Menggunakan indra saja dalam menggunakan hidup ini tidaklah cukup. Dibutuhkan akal. Dengan nalar seseorang bisa membedakan benar dan salah. Dengan nalar insan bisa meraih kemajuan, menciptakan banyak sekali alat dan membuat aturan-aturan dalam kehidupan sosial. Peradaban binatang selama berabad-abad tidak mengalami perubahan. Sebab binatang tidak dikaruniai akal, sementara insan yang dikaruniai nalar peradabannya terus berkembang.

لقد خلقنا الا نسان في احسن تقويم 

Sesungguhnya kami telah menciptakan insan dalam bentuk sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin : 4)
Hidayah diberikan melalui agama. Agama berisi petunjuk, perintah serta larangan yang ditujukan untuk mengatur kehidupan insan semoga lebih baik. Akal bisa digunakan untuk menciptakan banyak sekali inovasi dalam rangka meraih kemajuan. Tetapi untuk meraih kebahagiaan, tidak cukup hanya menggunakan akal. Akal biasa lebih mendahulukan hawa nafsu dari pada kebenaran. Disinilah fungsi agama berperan, yaitu memberi rambu-rambu atau petunjuk bagi manusia.

Hidayah yang Yang Mahakuasa berikan kepada kita semoga dapat mengetahui kebenaran hakiki. Dengan pengetahuan ini insan tidak akan tersesat lagi. Mereka yang telah mengetahui kebenaran sejati, tidak akan cemas dan khawatir. Hati mereka dipenuhi cahaya dan kebahagiaan.

AL-QUR’AN SEBAGAI HIDAYAH.
Al-Qur’an Yang Mahakuasa turunkan kepada insan lewat kekasih-Nya yakni hidayah bagi orang- orang yang bertaqwa. Mereka yang bertaqwa menimbulkan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam mengarungi hidup. Ucapan dan tindakan mereka senantiasa berpedoman pada Al-Qur’an sehingga hidup mereka tak perah lepas dari petunjuknya. Yang Mahakuasa swt berfirman dalam Al-Qur’an dalam surah Albaqarah ayat : 2

ذالك الكتاب لا ريب فيه هدى للمتقين
“ Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertqwa.”

Kebenaran Al-Qur’an tidak perlu diragukan lagi. Jika ada beberapa hal yang seakan–akan tidak sesuai dengan akal, tentu bukan alasannya Al-Qur’an salah atau tidak lagi sesuai. Otak insan lah yang tidak bisa mencerna apa yang disampaikan Al-Qur’an.

Agar selalu berada di jalan yang benar, kita harus senantiasa berdoa, meminta pemberian dan petunjuk-Nnya. Tidak ada satu pun makhluk yang bisa menunjukkan hidayah kepada orang lain. Nabi Muhammad saw pun tidak bisa menunjukkan hidayah kepada pamanya untuk memeluk agama Islam. hidayah merupakan hak mutlak Yang Mahakuasa subahanahu wa ta’ala.
“Sesungguhnya kau tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kau kasihi, tetapi Yang Mahakuasa memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Yang Mahakuasa lebih mengetahui orang-orang yang mau mendapatkan petunjuk”.(QS. Al-Qashash : 56)

Di sinilah ditemukan salah satu hikmah, kenapa kita diwajib berdo’a (didalam shalat)
اهدنا الصرا ط المستقيم minimal 27 kali sehari.
Shalat berjamaah di mesjid, puasa, dzikir, suka menolong orang lain, dan amal ibadah lainnya Adalah jembatan untuk menghilangkan keragu-raguan atas kebenaran Al-Qur’an. Mengapa? Karena barangsiapa menunaikan shalat berjamaah, memperbanyak puasa sunnat, suka menolong, tidak menzalimi orang lain, dan mengerjakan perintah–perintah Allah, beliau akan mendapatkan fasilitas untuk memperoleh hidayah dan taufik-Nya. Dengan memperoleh hidayah dan taufik-Nya, akan muncul sebuah iman bahwa Al-Qur’an yakni aliran untuk mengarungi kehidupan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh saya telah meninggalkan pada kalian dua hal yang jikalau menjadikannya aliran dan bersedekah dengan keduanya kalian tidak akan tersesat (baik di dunia maupun di akherat) Al-Qur’an dan Sunnahku. (HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)
Tanpa hidayah, insan menyerupai berada di dalam sebuah ruangan gelap gulita. Jangankan benda-benda kecil, benda yang besar pun tidak akan dilihat, berbeda mereka yang mendapatkan hidayah-Nya, beliau bagaikan berada di sebuah ruangan yang memiliki penerangan yang sangat jelas, sehingga benda sekecil apapun dapat dilihat. Karena itu selalulah berdo’a untuk mendapatkan hidayah-Nya .
Dari buku : Mengakrabi Al qur’an karya H. Deden Zainal Mutaqin, LC, M.Si

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post