Iklan Billboard 970x250

Wanita dalam Budaya dan Islam

Wanita dalam Budaya dan Islam


Bicara perihal wanita memang tak ada habisnya, Dan banyak sekali penjuru dunia pun selalu bicara wanita. Di dalam Alquran sendiri ada surah Annisa, bahkan kita bisa mengambil pelajaran perihal wanita tak hanya di surah Annisa. Apakah penjelasan ayat itu secara tersurat atau yang tersirat. Bahkan dari satu ayat untuk wanita, kadang kita bisa mengambil dari pelajaran sisi. Itu artinya, betapa sangat memuliakan wanita, sehingga Tuhan kasih aturan-aturan kepada wanita walaupun dalam hal sangat sepele semoga wanita itu bahagia dunia dan akhirat.

Sebagai kaum lelaki, bagaimanakah perlakuanmu terhadap wanita?

Sebagai wanita , bagaimanakah  kita memperlakukan diri sebagai wanita? Sudahkan kita menyadari tabiat yang tersembunyi? Sudahkah kita mengakui potensi-potensi yang dimiliki? Sudahkah kita mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam menggapai cita-cita? Taukah di mana Tuhan ingin meletakkan dan apa yang Tuhan inginkan terhadap diri kita?

 Al-Qur’an juga menceritakan perihal perlakuan-perlakuan orang-orang terhadap wanita? Dan Al-Qur’an juga menjelaskan seharusnya menyerupai apa perlakuan terhadap wanita, dan bagaimana seharus wanita memperlakukan dirinya sendiri.

 “Sungguh, insan itu sangat zalim dan sangat bodoh” (Al-Ahzab : 72)

Bodoh yaitu tidak tau meletakkan sesuatu pada tempatnya. Zalim yaitu meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya. Bodoh,  tidak tau. Sedangkan zalim. tau tapi berbuat tidak sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki.

Pada dasarnya insan itu mempunyai sifat zalim dan bodoh. Jika tanpa dibekali dengan ilmu agama dan doktrin maka insan cenderung hanya bersifat pada pemuasan nafsu. Begitu juga dengan perlakuan terhadap wanita, bahkan Al-Qur’an juga telah menceritakan bagaimana perlakuan-perlakuan suatu kaum terhadap wanita.

Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan beliau sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya info yang disampaikan kepadanya. Apakah beliau akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu.” (An-Nahl : 58-59)

Di satu sisi mereka menganggap/ memperlakukan wanita sangat rendah. Mereka aib bila mendengar istrinya melahirkan anak perempuan. Apakah anak itu akan mereka kubur hidup hidup atau mereka memeliharanya dengan perasaan malu. Andai pun anak perempuan itu di biarkan , ia tak mempunyai hak apa-apa sebagai anak bahkan sebagai seorang wanita. Ia diperlakukan sebagai budak, Ia tak mempunyai hak suara, hak pilih, hak waris bila ayahnya meninggal, bahkan ia akan menjadi harta waris bila suaminya meninggal. Ia akan jadi perembugan oleh hebat waris. Apakah ia di bebaskan, di berikan kepada hebat waris atau ia akan di nikahkan dan maharnya akan di ambil oleh hebat waris.

“Maka tatkala Musa datang kepada mereka membawa kebenaran dari sisi Kami mereka berkata: "Bunuhlah belum dewasa orang-orang yang beriman bersama dengan beliau dan biarkanlah hidup wanita-wanita mereka.” (Al-Mu’min : 25)
Di sisi lain (di jaman Firaun) wanita seolah-olah sangat di muliakan. Pada ketika laki-lakinya dijadikan budak / pelayan kerajaan, anak- anak laki-lakinya dibunuh sedangkan wanita dibiarkan hidup. Sebenarnya tidak! Wanita dibiarkan hidup karena mereka akan dijadikan pelampiasan-pelampiasan syahwat para tentara, dan bila mempunyai kecantikan dan terpilih kecantikannya, ia akan dijadikan selir oleh para pejabat-pejabat pemerintahan.

Inilah perlakuan-perlakuan sebelum Islam, yang ternyata penjelasan-penjelasan ini tak hanya sebatas sejarah masa lampau. Yang tak hanya di lakukan oleh orang-orang yang kita anggap “bodoh”. Ternyata perlakuan-perlakuan menyerupai itu terus berlanjut hingga beberapa kala kemudian dan masih menyisakan sisa-sisa kebudayaan-kebudayan menyerupai itu hingga sekarang ini dan dilakukan oleh orang-orang yang mungkin sudah di anggap “ pintar”

Perlakuan merendahkan masih ada di jaman sekarang pada fatwa yang bukan Islam. Ajaran yahudi dan Nasrani. Bahkan sebagian menganggap wanita itu terkutuk karena sudah membuat Adam terusir. Dan ajaran-ajaran agama lainnya, menyerupai di sebuah negara, mereka yang beragama bukan Islam, wanita yang memberi mahar bila mau menikah. Bila suaminya meninggal, mereka tak boleh menikah. Ternyata ketimpangan terhadap wanita pun ada di Indonesia oleh mereka yang beragama Islam. Tak sedikit dari mereka yang tidak menginginkan lahirnya anak perempuan, entah apa alasan mereka. Tak sedikit pula dari banyak sekali pelosok desa, wanita tak menerima harta waris bila ayahnya meninggal, sementara dalam kepemeliharaan atau merawat orang renta yang telah lansia di limpahkan kepada mereka.

Di Mesir beberapa kala setelah firaun. Masih diadakan kontes-kontes wanita, dipilihlah wanita yang tercantik dari sekian wanita-wanita cantik. Yang terpilih akan di hiasi secantik mungkin , dan mereka akan dipersembahkan kepada tuhan penjaga sungai Nil , yang konon katanya akan dijadikan isteri oleh tuhan tersebut. Anehnya , orang renta dari wanita tersebut merasa besar hati mempunyai anak yang akan dijadikan tumbal.

Ternyata kontes-kontes atau menampilkan wanita-wanita cantik masih berlanjut hingga sekarang. Mereka besar hati bisa tampil, kecantikannya dipuji dan dipuja, dijadikan idola, bisa berkompetisi, bisa terpilih sebagai orang tercantik. Memang kehidupan mereka melejet jadi kaya raya, masa depan yang mengiurkan, ajuan jadi bintang film, sinetron, model iklan begitu bejibun bahkan tak sedikit mereka menerima jodoh dengan putra kerajaan, putra para pejabat, putra pengusaha dan putra- putraan J.

 Mereka tidak sadar bahwa kecantikan mereka, keseksian dan kemulusan badan mereka jadi sasaran biro diam-diam kapitalis, pelampiasan biro diam-diam hidung belang. Bahkan tak sedikit info yang kita dengar ; di antara mereka ada yang disiksa, ada yang telah hilang keparawanannya (entah secara paksa atau suka rela), bahkan tak sedikit ketika mereka lagi naik-naik daunnya rumah tangga mereka berantakan.

Anehnya, pemikiran budaya Firaun sudah merasuk hampir keseluruh lapisan masyarakat, bahkan tak hanya orang dewasa, bahkan anak kecil pun sudah bercita-cita jadi jadi artis cantik terkenal dan dibanggakan.

Dua ayat di atas menjelaskan perihal pandangan suatu kaum, atau pandangan umum dalam masyarakat luas. Yang ternyata kalau lebih di telesuri ternyata masih ada-ada beberapa ayat AlQuran yang mengisyaratkan perihal perlakuan terhadap wanita yang yang dilakukan perindividu. Hingga Tuhan menurunkan beberapa peraturan.

 “…Cinta terhadap apa yang diinginkan berupa perempuan..” (Ali-Imran :14)
Ia hanya mencintai wanita itu, hanya berdasarkan syahwat. Entah ia melakukannya dengan cara halal atau tidak. Jika dengan menikah pun, tujuannya hanya kesenangan bertamengkan cinta. Ia menyayangi, melindungi, dan memberi nafkah.

Ia tidak tahu atau lupa bahwa ia mempunyai kewajiban lain, yaitu mendidiknya, membimbingnya dalam amalkan agama, dan menyelematkan dari fitnah duniawi dan kerasnya siksa neraka.

 “….sehingga kau biarkan mereka terkatung-katung..” (Annisa : 129)
Perlakuan ini beda lagi. Mereka memperlakukan wanita terkatung. Entah pergi lari dari tanggung jawab, menikahi tapi lebih memilih istri-istrinya yang lain, atau meninggalkan istrinya tanpa status yang jelas.  Janda bukan, bersuami pun bukan.
 “Katakanlah, “ kalau bapak-bapakmu, anak- anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kau usahakan, perdagangan yang kau khawatirkan kerugiannya, dan rumah tumah daerah tinggal yang kau sukai, lebih kau cintai dari pada Tuhan dan Rasul-Nya serta berjihad dijalan-Nya, maka tunggulah hingga Tuhan menunjukkan keputusan-Nya.” Dan Tuhan tidak memberi petunjuk kepada orang- orang fasik.”(At-Taubah : 24)
Kalau yang ini, terlalu mencintai wanitanya. Cintanya melebihi dari segala-galanya. Demi keluarga ia meninggalkan jihad. Ia selalu berusaha membahagiakan wanitanya, salah satunya dalam urusan nafkah. Sayangnya kerja kerasnya hingga berani meninggalkan kewajiban-kewajiban lain yang harus ia tunaikan. Bekerja keras hingga meninggalkan shalat, dan berani melaksanakan hal-hal yang dilarang agama, bahkan ada yang berani mengabaikan dan menentang orang tuanya.

 “Dan Tuhan membuat perumpamaan bagi orang- orang yang beriman, isteri Firaun….” (Attahrim: 11)
Firaun berbeda lagi, isterinya tidak kekurangan dari segi harta, bahkan Firaun pun memenuhi keinginan isterinya yang menginginkan mengambil bayi Musa, padahal ketika itu Firaun menyuruh tentaranya membunuh semua bayi laki-laki.

Firaun tidak terima isterinya menyembah selain dirinya, tidak terima isterinya menyembah Allah. Akhirnya firaun memerintahkan semoga isterinya diikat di bawah terik matahari. Namun, istrinya tetap pada keyakinannya sambil tersenyum dan berdoa,” Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di surga, dan selamatkanlah saya dari Firaun dan perbuatannya.” (At-Tahrim :11)

Aksi krestinisasi terus saja melancarakan serangannya, entah cara paksa atau dengan rayuan hingga hasilnya tidak sedikit muslimah terjebak di dalamnya. Tidak sedikit juga laki-laki yang beragama Islam, tetapi tidak oke bahkan melarang isterinya amalkan aturan-aturan Islam. Ia tak oke istrinya pakai jilbab, karena ia orang penting. Ia aib pada ketika pertemuan istrinya berpenampilan uang menurutnya kuno. Ada yang tak suka istrinya silaturrahmi pada orang tuanya, tak suka istri bersedekah, bahkan tak sedikit perempuan berpakaian semakin seksi dan hot setelah menikah, konon katanya suaminya yang menyuruhnya.

Islam menunjukkan hak yang sama dengan laki-laki dalam ibadah, dalam kancah kehidupan, dan dalam menerima ganjaran.

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Tuhan telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab : 35)

Islam telah mengatur bagaimana seharusnya wanita diperlakukan. Islam menunjukkan hak bunyi kepada wanita (lihat , Q.s. Al-Mujadilah :1) mempunyai hak yang sama dalam mengingatkan (At-Taubah :71).Mempunyai hak pilih dalam mengatur hidupnya. Mempunyai hak asuh (Al-Baqarah: 233). Di gauli secara baik-baik (Al-Baqarah :233) Hak di beri nafkah, hak dibimbing, dan hak dilindungi (An-Nisa: 34, At-tahrim:7) hak menentukan pilihan dalam menikah di beri mahar dan boleh menikah bila sudah berpisah dengan suami dan masa iddahnya telah habis (An-Nisa : 4, 21, 24 , dan Al-Baqarah : 231). Mempunyai hak waris ( An-Nisa: 11, 12, 178). Namun, Islam juga membatasi wanita dalam pergaulan (Al-Ahzab :34, 53), berpakaian (Al-Ahzab:59 ) bahkan dalam bertindak (An-Nur : 31, Al-Ahzab:34). Mengekang wanitakah? Tidak !! Islam memuji dan menjaga wanita shalehah (An-Nisa: 34, An-Nuur :4, An-Nuur :11-14) Islam mengatur demi kehormatan dan kebahagiaan wanita. Islam mengatur karena Tuhan tau tabiat-tabiat wanita, keindahan-keindahan wanita, dan potensi-potensi wanita.

Yang mana bila tidak diatur oleh agama, maka akan meninggalkan kehinaan bagi wanita bahkan akan terjadi keburukan-keburukan jawaban wanita, menyerupai pemerkosaan, pelecehan, penganiayaan, perselingkuhan, bahkan fatal nya akan melahirkan generasi-generasi yang semakin tak bisa diharapkan.

"… dan hendaklah kau tetap di rumahmu dan janganlah kau berhias dan bertingkah laku menyerupai orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ta'atilah Tuhan dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Tuhan bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kau sebersih-bersihnya" (Al-Ahzab :33)

“Membersihkan kau dengan sebersih-bersihnya” itulah maksud dari semua perihal aturan- aturan Islam terhadap wanita. Lebih dari itu dari diri mereka, di rumah mereka diharapkan; dibacakan, di pelajari/ di ajarkan ayat- ayat Tuhan dan sunnah Nabi-Nya. Hingga dari rumah-rumah mereka lahirlah generasi yang sholeh, mujahid- mujahid yang tanguh dan taat. Dan hasilnya wanita itu akan menerima kehidupan yang mulia baik di dunia maupun di alam abadi kelak. Itulah komitmen ayat selanjutnya.

"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Tuhan dan pesan tersirat (sunnah nabimu). Sesungguhnya Tuhan yaitu Maha Lembut lagi Maha Mengetahui." (Al-Ahzan :34) dan lihat ayat 35 diatas.

Mudahan kita – khususnya sebagai wanita,  mampu kembali kepada yang fitrah, bisa menempatkan segalanya sesuai pada tempatnya, dan sesuai dengan hukum-hukum Allah. Dan ketika harus kembali, ia kembali dengan membawa ampunan dan rahmat Allah.

“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma'ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Tuhan dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; bahwasanya Tuhan Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Tuhan menjanjikan kepada orang-orang mukmin, lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, abadi mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga 'Adn. Dan keridhaan Tuhan yaitu lebih besar. Itu yaitu keberuntungan yang besar.” (At-Taubah: 71-72)


“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka bahwasanya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan bahwasanya akan Kami beri jawaban kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (An-Nahl : 97)
Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post