Iklan Billboard 970x250

Hikmah dari Seorang Pelacur

Hikmah dari Seorang Pelacur




“Sesungguhnya ada seorang pelacur yang melihat anjing di siang hari yang sangat panas tengah mengitari sumur. Anjing itu mengelilingi sumur sambil menjulurkan lidahnya sebab kehausan. Lalu, perempuan itu melepas sepatunya untuk mengambil air dengan sepatu tersebut, maka Yang Mahakuasa mengampuni dosanya.”(HR. Muslim, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu)

Dari kisah di atas kita dapat mengambil beberapa pelajaran.
1.      Jangan meremehkan amal kebaikan. Hatta, menolong seekor makhluk yang dianggap hina, bahkan dalam Islam kita dilarang memelihar anjing. Karena kita tidak tahu, mungkin di sana dapat mendatangkan reda dan tunjangan Yang Mahakuasa subahanahu wa ta’ala.

2.      Jangan mudah menjudge seseorang hanya sebab sesuatu yang tampak pada dirinya. Kita tidak tahu derajat seseorang di sisi Yang Mahakuasa dan final dari kesudahan seseorang. Tidak sedikit orang yang kelihatannya buruk, tetapi di kematian mereka bertaubat sehingga Yang Mahakuasa ampuni dan mereka menyerupai bayi yang gres saja lahir. Dan tidak sedikit pula, orang yang awal sangat baik, tetapi siapa sangka di final hidupnya menjadi suul khatimah. Na’udzu billah min dzalik. 

Perbuatan buruk tetaplah perbuatan buruk, dan kebaikan tetaplah kita hormati. Akan tetapi, dikala seseorang berbuat keburukan, yang dibenci hanyalah perbuatan, bukan orangnya. Kecuali, sudah jelas-jelas mereka menghina agama. 

3.      Setiap manusia, pasti memiliki naluri kasih sayang (kecuali hatinya yang sudah tertutup), baik memang sudah fitrah, maupun sebab banyak sekali pengalaman. Akan tetapi, kadang naluri itu hanya sekadar muncul, tanpa diapresiasikan dengan tindakan. 

Kita pasti pernah mencicipi bagaimana rasanya kehausan, setidaknya sebagi kaum muslimin, haus di bulan Ramadhan. Dengan pengalaman, tentu hati akan terenyuh jikalau melihat orang kehausan, tak terkecuali kepada seekor anjing. Akan tetapi, kadang kita bersikap masa kolot sebab tidak ingin berkorban lebih jauh.

Padahal ampunan Yang Mahakuasa dan kemulian sangat bersahabat dengan pengorbanan. Apa yang dilakukan pelacur tersebut memang sangat luar biasa. Ia rela mengorbankan sepatu mahalnya (biasanya apa pun yang mereka kenakan, bukan sembarang barang untuk menunjang penampilan mereka) demi seekor anjing.
Karena itu, tak pantas kita menghina seseorang atau merasa lebih baik dari seseorang sebab siapa tahu mereka bisa berbuat yang luar biasa, sedang kita merasa sok baik tidak dapat berkorban menyerupai itu.
Sampai di sini mungkin ada sobat cahaya akhwat yang dapat mengambil pelajaran lain dari dongeng di atas?

Baca Juga
SHARE
Subscribe to get free updates

Related Posts

Post a Comment

Iklan Tengah Post